Salahsatu hal yang perlu di kembangkan oleh setiap orang yaitu Kecerdasan Emosional, Meningkatkan Kecerdasan emosional berarti belajar melihat dan memahami kehidupan emosional kamu apa adanya, dengan kejelasan dan percaya diri yang lebih baik.
Pasti kamu pernah merasa kesal, emosi yang tidak terkontrol hal tersebut berarti kamu bisa belum bisa mengontrol emosional kamu. Artikel ini akan membahasa bagaimana meningkatkan kecerdasan emosional kamu. Saat kamu merasa kesal, Ambil nafas dengan perlahan kemudian cobalah tanyakan pada diri kamu empat pertanyaan ini untuk meningkatkan kecerdasan emosional kamu :
Apa Faktanya?

Mengetahui fakta yang sebenarnya, Akan membuat kamu dapat mengontrol emosi yang meningkat. Dengan menggambarkan situasi dan lingkungan sebelum kamu mengalami emosional yang meningkat, Secara perlahan dan terperinci akan membantu mengontrol emosi yang ada.
Itulah mengapa jika kamu melihat orang yang mulai kesal atau emosinya mulai naik sebaiknya cobalah bertanya secara perlahan tentang fakta yang terjadi dan penyebab emosinya meningkat. Hal tersebut akan membantu dia untuk dapat mengontrol dan meningkatkan kecerdasan emosionalnya.
Kebanyakan orang ketika mengalami emosi yang meningkat, Cenderung mengabaikan detail faktual penting dari situasi dan lingkungan, Karena mereka begitu termakan dengan apa yang dirasakannya pada saat itu. Akibatnya, mereka cenderung kehilangan beberapa penyebab kesusahannya.
Jika kamu ingin menjadi orang yang lebih baik dalam memahami suasana hati saat mengalami peningkatan emosional kamu bisa mulai pertanyaan pada diri kamu, Empat pertanyaan ini akan membantu kamu bisa memahami suasana hati :
- Kapan saya mulai merasa kesal?
- Dimana saya mulai merasa perubahan suasana hati?
- Dengan siapa saya berinteraksi sebelum dan selama perubahan suasana hati saya?
- Apa yang terjadi dan mengarah pada perasaan saya?
Beberapa pertanyaan tersebut akan membantu kamu bisa lebih memahami suasana hati kamu yang membantu kamu dalam meningkatkan kecerdasan emosional kamu.
Menurut Sherlock Holmes di dalam filmnya mengatakan
“Merupakan kesalahan besar untuk membuat teori sebelum seseorang memiliki data.”
Apa yang dikatakan pusat kontrol emosional saya?

Banyak yang tidak memahami kondisi emosional mereka dengan baik, Banyak yang menganggap Emosi adalah hal yang buruk, Pada kenyataannya emosi adalah hal baik. Bukan berarti apa yang kita rasa buruk itu merupakan hal buruk.
Ketika kamu terus melawan emosi kamu, Emosi tersebut bukan semakin menurun melainkan semakin meningkat dan melawan. Itulah mengapa kamu harus paham tentang apa yang dikatakan oleh pusat kontrol emosional kepada kamu. Ketika kamu terus-menerus berkelahi dengan emosi kamu, mereka cenderung melawan, Dan ingat beberapa hal ini :
- Memecahkan masalah kecemasan dapat menyebabkan panik.
- Merenungkan kemarahan dapat menyebabkan kemarahan.
- Mengkritik kesedihan dapat menyebabkan depresi.
Jika suasana hati dan emosi sulit dan menyakitkan, Kemungkinan besar hubungan antara kamu dan emosinal kamu terdapat masalah, bukan emosi itu sendiri. Sesuai yang disaut diatas tadi jika memperlakukan emosi seperti masalah akan mengajarkan otak kamu untuk melihat jika emosi merupakan masalah.
Maka dari itu kamu harus membina hubungan yang lebih baik dengan emosi kamu, Lantas bagaiamana caranya?
- Validasikan emosi kamu dengan alih-alih mencoba memperbaikinya.
- Sambutlah emosi kamu dengan alih-alih lari darinya.
- Ingin tahu tentang emosi kamu dengan alih-alih menginterogasinya.
Dengan begitu kamu tahu tentang apa yang dikatakan oleh dashboard emosional kapada kamu. Sehingga kamu bisa membina hubungan yang lebih baik dengan emosi kamu dan meningkatkan kecerdasan emosional kamu.
Emosi kamu membuat Anda menjadi manusia. Bahkan yang tidak menyenangkan pun punya tujuan. Jangan mengunci mereka. Jika kamu mengabaikan mereka, mereka hanya menjadi lebih keras dan lebih marah.
– Sabaa Tahir
Apa Ceritaku?

Pertanyaan ini hal yang cukup penting untuk meningkatkan kecerdasan emosional kamu, Kebanyakan orang saat mengalami emosi akan memunculkan pikiran negatif pada pikiran mereka, Dan hal itu hampir terjadi disemua orang.
Sesuatu yang buruk atau menakutkan atau yang umumnya membuat kamu marah, Akan membuat cerita di kepala kita tentang peristiwa itu. Seringkali, penceritaan ini mengambil bentuk self-talk negatif, Misalnya
- Ugh … Aku benar-benar kacau. Aku tahu seharusnya tutup mulut saja!
- Sepertinya dia bahkan tidak mencintaiku lagi. Mungkin dia sudah bahagia sama yang lain..
Dengan memahami kebiasaan bicara diri kita adalah kunci untuk memahami mengapa kita merasakan dan bagaimana cara kita melakukan dan merasa lebih baik.
Ingat Jika kamu merupakan tokoh protagonis dalam kisah hidup kamu, Dan kamu juga menjadi penulis dan naratornya, Kamu bebas menentukan kisah dan jalan hidup kamu, Tapi ingat jika kamu adalah tokoh Protagonis dalam cerita hidup kamu.
Kita memang tidak bisa selalu mengendalikan apa yang terjadi pada kita (peristiwa), dan kita tidak selalu bisa mengendalikan pikiran apa yang muncul dalam pikiran (pikiran otomatis), tetapi kita dapat mengendalikan kebiasaan berpikir yang berkelanjutan seperti khawatir, penilaian diri , dan sejenisnya.
Jadi pada saat sesuatu yang menjengkelkan terjadi dan kamu merasakan terdapat gelombang emosi yang kuat seperti ketakutan atau kesedihan, tanyakan pada diri sendiri:
- Apa ceritaku?
- Apa yang terlintas di pikiran saya?
- Seberapa baik cerita saya cocok dengan fakta? Apakah teori saya didasarkan pada bukti asli?
- Adakah cerita atau teori lain yang lebih cocok dengan fakta?
Bagaimana kita berpikir secara kebiasaan menentukan bagaimana perasaan kita biasanya. Hal tersebut sesuai konsep Epicetus tabah Romawi:
Apa yang benar-benar menakutkan dan mengecewakan kita bukanlah peristiwa eksternal itu sendiri, tetapi cara kita berpikir tentang mereka. Bukan hal-hal yang mengganggu kita, tetapi interpretasi kita tentang signifikansi mereka.
Apa yang Sebenarnya Saya Inginkan?

Emosional mempengaruhi suasana hati dan perasaan kita, Dan dari tiga pertanyaan diatas bisa disimpulkan bahwa :
Event + Story = Emotion
Dari melihat rumus dasar emosional tersebut kita dapat melihat bagaimana emosional mempengaruhi suasana hati kita dan perasaan kita. Satu pertanyaan terakhir ini akan membuat kamu paham bagaimana meningkatkan kecerdasan emosional kamu.
Apa yang sebenarnya saya inginkan?
Jika kita jujur, Semua orang menginkan kebahagian pada kehidupan mereka. Hidup tanpa adanya penderitaan dan rasa sakit yang kita alami. Namun kehidupan yang baik adalah tentang pertumbuhan, pembelajaran, dan eksplorasi.
Bisa disimpulkan jika hidup itu tentang mencari tahu hal-hal paling penting dan mengejar apa yang ingin didapatkan. Singkatnya, Hidup itu tentang Nilai. Lantas apa hubungan antara Emosional, Hidup dan Nilai? Emosi menentukan kualitas sesaat, tetapi nilai menentukan kualitas hidup kita.
Jadi luangkan waktu sejenak untuk bertanya pada diri sendiri tentang bagaimana :
- Apa yang sebenarnya saya inginkan?
- Apa yang menggairahkan saya dan menyalakan api saya?
- Apa prinsip panduan saya, Bintang Utara saya?
- Apa impian saya?
Pada akhirnya, Kamu diajak untuk mengetahui lebih dalam mengenai kesehatan mental dan emosional. Bisa dibilang kesehatan mental lebih dari sekadar menghilangkan rasa sakit dan penderitaan. Hal ini tentang bagaimana kita berkembang, dan menghidupi potensi yang ada pada diri kita.
Hanya ada satu penyebab kegagalan manusia. Dan itu adalah kurangnya kepercayaan manusia pada Diri Sejati.
– William James